Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilodi Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kabar hoax mengenai microwave Jepang yang beredar di Indonesia sejak beberapa hari ini ternyata bagian dari upaya perang dagang pihak negara lain untuk menjatuhkan Jepang sebagai pemasar.
"Berita microwave Jepang akan ditarik muncul dan dihukum penjara bagi penggunanya, hanya isapan jempol belaka dari pesaing Jepang. Ini bagian dari perang dagang internasional yang berusaha menjatuhkan Jepang sebagai penjual terbanyak microwave di dunia," ungkap sumber Tribunnews.com, seorang pejabat tinggi pemerintahan Jepang, Sabtu (4/5/2019).
Microwave bekerja dengan menggunakan Radiofrequency (RF) radiation atau dalam bahasa Indonesia disebut radiasi RF.
Jika bertemu dengan bahan yang mengandung air seperti makanan, cairan, dan jaringan tubuh, radiasi RF dapat menghasilkan panas sehingga efektif digunakan dalam microwave.
"Radiasi RF termasuk dalam jenis radiasi energi rendah dan non-ionizing radiation, jadi tidak berbahaya bagi tubuh manusia," jelasnya.
"Upaya menjatuhkan banyak produk Jepang yang terkenal aman di dunia bukan pertama kali ini tetapi sudah sering dilakukan ke berbagai negara. Khususnya ke Indonesia disasarkan karena konsumen terbesar di dunia dengan 260 juta penduduknya," kata sumber itu.
Hoax tersebut bahkan dengan menyebutkan hasil penelitian dari profesor Jepang dari Hiroshima yang tidak menyebutkan namanya bahwa microwave Jepang berbahaya.
"Kalau hoax itu berani menyebut nama sang profesor tersebut hebat sekali karena pasti akan dibantah oleh sang profesor yang namanya (seandainya) disebutkan dan disalahgunakan," tambahnya.
Perang dagang tersebut, menurutnya, juga terkadang disertai sentimen antar bangsa di mana Jepang tidak disukai oleh China maupun Korea.
http://www.tribunnews.com/internasional/2019/05/05/kabar-hoax-soal-microwave-buatan-jepang-di-indonesia-bagian-dari-perang-dagang-internasional
No comments:
Post a Comment