TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umat Islam di Indonesia akan segera menjalani ibadah puasa selama satu bulan terhitung sejak 6 Mei 2019. Diharapkan di bulan yang suci ini dijadikan momentum untuk merajut kembali ukhuwah islamiyah pasca Pemilu 2019.
Pendiri sekaligus Sekjen Rumah Jokowi (RJ) Omar Aram mengatakan sangat penting untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan pasca terpolarisasi menjadi dua kubu pada Pemilu 2019.
"Pemilu sudah usai, kita tunggu saja tanggal 22 Mei mendatang, dan harus kita terima sebagai proses berdemokrasi yang baik," kata Omar Aram kepada wartawan di Sekretariat RJ, Jl Penataran, Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2019).
Baca: Mengenal Sosok Abdul Majid Al Zindani, Pria yang Menikahi Putri Kelima Aa Gym
Ditegaskannya, siapapun yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden nanti harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia. Dia mengimbau kepada elit politik untuk ikut menyejukkan suasana di bulan Ramadhan dengan tidak mengeluarkan statement yang dapat menimbulkan kegaduhan.
"Di bulan yang suci dan penuh berkah ini jangan bikin kegaduhan. Rakyat akan mencatat mereka yang suka bikin gaduh," ujarnya.
Menyinggung soal rekomendasi Ijtima Ulama Jilid 3 yang salah satu poinnya meminta kepada KPU dan Bawaslu mendiskualifikasi pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menurut Omar justru bertentangan dengan prinsip berdemokrasi.
"Rakyat yang notabenenya sebagai pemilik negara ini sudah menentukan pilihannya, kok pilihan rakyat ingin dibatalkan atau didiskualifikasi. Ini kan bertentangan dengan prinsip-prinsip berdemokrasi," tegas omar. (*)
http://www.tribunnews.com/nasional/2019/05/05/sekjen-rj-bulan-ramadan-harus-jadi-momen-rekonsiliasi-pasca-pemilu-2019
No comments:
Post a Comment