Seorang veteran satuan elit Angkatan Laut AS dituduh membunuh warga sipil Irak secara acak, menikam hingga mati seorang tahanan remaja dan hampir selusin kejahatan perang lain.
Terdakwa, Edward Gallagher, akan mengaku tidak bersalah pada sidang yang akan berlangsung di pangkalan angkatan laut San Diego, kata pengacaranya Jumat (03/01).
Jaksa penuntut mengatakan penembak jitu dan petugas medis yang sosoknya bagai pahlawan karena memperoleh berbagai medali kehormatan itu telah membunuh sejumlah orang tak bersalah saat menjalani penugasan ke-delapan.
Kepala Operasi Khusus Angkatan Laut yang berdinas selama 19 tahun itu terancam hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Para penyelidik militer menuduh Gallagher melakukan sejumlah kejahatan itu ketika berada di Mosul dari Februari hingga September 2017, termasuk pembunuhan yang direncanakan terhadap seorang petempur kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS yang terluka, yang umurnya baru sekitar 15 tahun.
Ia sempat ditahan secara khusus menjelang persidangan, setelah jaksa menuduhnya terlah menghubungi para saksi.
Istrinya, Andrea Gallagher, menyebut persidangan itu "sebuah kekejaman terhadap seorang pejuang Amerika" dan meminta Presiden Donald Trump untuk turun tangan.
Dia, dan beberapa pendukung lainnya mengenakan kemeja 'Bebaskan Eddie', menyemangati veteran perang itu ketika tiba di gedung pengadilan dengan tangan borgol, Jumat (4/1).
Aaron Kahn, yang mengaku sebagai sahabat terdakwa, mengatakan kepada CNN bahwa 'Eddie telah dicemarkan dan dimunculkan sebagai sosok manusia yang tidak baik".
Dia menambahkan bahwa perjuangan dan baktinya untuk negara "tidak dianggap dan tidak dihargai oleh publik dan pemerintah Amerika."
No comments:
Post a Comment