Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam Otorita Palestina setelah terungkap bahwa para menteri dalam kabinet sebelumnya diam-diam menaikkan gaji mereka hampir 70%.
Berdasarkan dokumen-dokumen yang dibocorkan, gaji bulanan para menteri Otorita Palestina pada 2017 meningkat dari US$3.000 (sekitar Rp43 juta) menjadi US$5.000 (sekitar Rp72 juta).
Duta perdamaian PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, mengatakan tindakan itu "tidak masuk akal dan membuat marah khalayak" ketika warga Palestina menghadapi kesulitan ekonomi.
Mladenov menambahkan dirinya telah berbicara dengan Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, yang berjanji akan mengakhiri praktik tersebut.
Shtayyeh sendiri telah memerintahkan digelarnya investigasi. Dan selama penyelidikan berlangsung para menteri akan menerima setengah dari gaji mereka.
https://twitter.com/nmladenov/status/1136592251914805248
Dalam wawancara dengan harian New York Times yang diterbitkan Rabu (5/6), Shtayyeh mewanti-wanti bahwa sedemikian sulit keuangan Otorita Palestina, mereka sedang mengalami "situasi yang sedang kolaps" dan bisa bangkrut pada Juli atau Agustus mendatang.
Krisis keuangan ini diperparah oleh pemasukan pajak dan bea masuk yang dikumpulkan Israel untuk Palestina.
Pada Februari lalu, Israel mengumumkan akan membekukan transfer dana ke Otorita Palestina sebanyak US$139 juta atau setara dengan Rp1,9 triliun.
Jumlah tersebut, menurut Israel, setara dengan yang dibayarkan Otorita Palestina kepada para keluarga Palestina yang dipenjarakan oleh Israel atau tewas saat melakoni serangan.
http://www.tribunnews.com/internasional/2019/06/07/palestina-pbb-kecam-pemerintahan-mahmoud-abbas-yang-diam-diam-menaikkan-gaji-para-menteri
No comments:
Post a Comment