TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain produk low MPV Ertiga, kendaraan niaga Carry pick up juga menjadi andalan Suzuki berkompetisi di pasar otomotif roda empat di Indonesia. Hadir di pasar sejak 1976, praktis Carry pick up sudah lebih dari empat dekade lamanya dipasarkan di Indonesia.
Sejak peluncurannya di Indonesia, Carry Pick Up yang sangat iconic ini telah melewati perjalanan panjang dengan peningkatan kualitas performa dan fitur kendaraan mulai dari dimensi, wheelbase, ukuran bak, hingga kapasitas mesin.
Pick up ini pun menjelma menjadi kendaraan LCV legendaris dan berhasil menguasai pasar. Di tahun 2018 lalu misalnya, Suzuki memimpin pasar kendaraan niaga ringan melalui pertumbuhan penjualan Carry dan Mega Carry dengan total penjualan wholesales (dari prinsipal ke dealer) sebanyak 55.267 unit.
Capaian volume penjualan ini memposisikan Carry dan Mega Carry sebagai raja pick up di Indonesia dengan 51 persen pangsa pasar di kategori Low Pick Up.
Bagi Suzuki, penjualan kedua model pick up ini memberi kontribusi sebesar 47 persen terhadap total penjualan Suzuki di Indonesia.
Baca: United Tractors Tawarkan Paket Perawatan dan Perbaikan Bus Scania, Mulai dari Rp 3,2 Jutaan
“Selain performanya bandel, Suzuki Carry Pick Up itu biaya servis berkalanya sangat terjangkau. Apalagi untuk para pelaku usaha yang memperhatikan segi ekonomis. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi konsumen untuk memaksimalkan kegiatan usaha mereka," ujar Riecky Patrayudha, General Manager Service PT Suzuki Indomobil Sales mengungkap rahasia sukses Carry dan Mega Carry menguasai pasar LCV segmen low pick up di Indonesia.
Riecky menambahkan, Carry dan Mega Carry pick up juga terbukti memiliki nilai kepemilikian dengan harga jual tinggi, sehingga menjadikannya kendaraan usaha sekaligus investasi yang menguntungkan.
Secara total, keseluruhan biaya perawatan berkala Carry Pick Up hingga 50.000 km hanya sekitar Rp 2,3 juta dan sudah meliputi layanan jasa, suku cadang, dan Suzuki Genuine Oil (SGO).
Ketika sudah mencapai jarak tempuh 1.000 km, perawatan berkala pertama tidak akan dikenakan biaya apapun alias gratis.
Baca: Ekspor Mobil CBU Toyota Naik 4 Persen, SUV Fortuner Masih Jadi Kontributor Terbanyak
Sedangkan, untuk servis pada kelipatan 10.000 km dengan jarak mulai dari 10.000 km sampai 50.000 km, seluruh biaya jasa gratis dan pelanggan cukup membayar biaya perawatan yang hanya berkisar Rp 300.000 hingga Rp 900.000 tiap melakukan perawatan.
Baca: Setelah Reborn di India, Mungkinkan Hyundai Atoz Dijual dengan Harga Murah Meriah Ala LCGC?
Riecky menjelaskan, biaya perawatan berkala ini tidak termasuk biaya operasional kendaraan sehari-hari dan biaya tidak terduga lainnya, tentunya dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Biaya perawatan yang rendah tersebut menjadi salah satu faktor kepercayaan pelanggan memilih Carry Pick Up sebagai kendaraan andalan.
"Kami harap Carry Pick Up ke depan bisa terus menemani konsumen setia dalam meraih kesuksesan,” ujar Riecky Patrayudha.
http://www.tribunnews.com/otomotif/2019/04/03/ini-rahasia-carry-dan-mega-carry-pick-up-rajai-penjualan-kendaraan-niaga-ringan-di-indonesia
No comments:
Post a Comment